Tahukah Anda, mana laki-laki yang
benar-benar mencintai karena Allah dan hanya iseng semata. Coba cermati dari
beberapa sudut deh… pernahkah mereka meremehkan Anda (berkata yang tidak
senonoh)? Pernahkah mereka menertawakan candaan yang membahas tentang pelecehan
wanita? Pernahkah mereka memaksa melakukan hal yang memang belum pantas untuk
dilakukan? Dengan alasan ‘aku sayang kamu’.
Yuukk… kita cermati bareng-bareng apa
bener nih orang (laki-laki) serius sama kita or just kidding, just happy,
just hujan heee…
Nyatanya
di lapangan (dunia nyata maksudnya) banyak laki-laki yang bilang sayang dan
sudah mendapatkan sesuatu dari kita, pada akhirnya bilang ‘kayanya kita udah
gak cocok’ beeeeewwwwhhhh gubrrraaakkkk deh kita, kemakan cocok terus gak
cocok. Na’uuzhubillah.
Koreksi lagi yuukk… apa kita yang
salah? Atau mereka yang salah? Hmmmm…. gak usah cari yang salah deh yang
penting kamu inget, kamu tuh lagi di incer (awasi) sama Tuhan. Coba kalau kita
pake konsep ihsan bila mau melakukan apapun, masih inget konsepnya? Mari kita
mengingat bersama-sama, IHSAN:” Mengabdilah kamu kepada Allah seakan-akan kamu
melihat Dia. Jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu” nah
ingatannya dah kembali pulihkan? Kalau nanti di antara kita ada yang lupa, yuk
kita ingetin sama-sama, hitung-hitung berdakwah kecil-kecilan.
Nah bagaimana ya kalau ada yang ngajak
nikah tapi tuh orang (laki-laki) sambil cengengesan (senyum-senyum malu) gimana
ya?
Coba
kita pereteli dulu deh. Pernahkah dia menyentuh kita? Pernahkah dia mengajak
berbuat maksiat? Pernahkah dia mencoba merayumu? Pernahkah? Pernahkah? (tanya
sendiri)
Laki-laki
kaya gini masih diragukan ya?
Atau pernahkah ada yang meminang Anda
dengan kalimat ‘as-aluka billaah… will you marry me?’ (aku
meminta/bertanya kepadamu dengan nama Allah, maukah kau menikah denganku?)
Wuiiiihhh pake nama Allah… apa masih harus diragukan?
Kehati-hatian
itu perlu karena menikah adalah hal yang bukan main-main, ini adalah sunnah
NabiyaAllah dan bisa menjadi wajib bagi kita (coba liat hukum menikah). Untuk
yang bilang mengikut sertakan kalimat Allah, sebaiknya ditelaah kembali.
Syar’ikah dia mengkhitbah kita? Meminta kita langsung kepada kita atau langsung
menemui keluarga kita? Selalu ghadul bashar (menjaga pandangan) atau
tidak ketika melihat kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar